Senin, 26 Desember 2016

Xiaomi Redmi 3S

di luar rencana, hape istri mengalami bootloop, setelah dioprek sedemikian rupa sampe dibawa ke service center resminya, tidak dapat diselamatkan. harus ganti mainboard (jadi males, tiap ke service center selalu harus ganti mainboard). akhirnya beli -ngutang- lagi hape. pilihan jatuh ke Xiaomi Redmi 3s selain specs-nya memenuhi, juga pengen punya experience mengoperasikan (tepatnya meng-abuse) merk yang sempat melejit dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (walaupun sekarang sedikit meredup).

siomay.png
spesifikasinya cukup mumpuni untuk hape yang dibandrol di harga sekitar 2,250 juta rupiah, sekitar USD 169.14. spesifikasi yang diusung diantaranya adalah: prosesor besutan
Snapdragon 430 octa-core processor 1.4GHz max, Adreno 505 GPU, 3GB LPDDR3 RAM
32GB eMMC 5.1 flash, slot up to 128GB expandable microSD (VFAT format), batere 4000mAh (min) / 4100mAh(typ), dan fitur Fingerprint sensor.

fitur yang sangat penting untuk operasional keseharian adalah batre yang besar, memory yang besar, dan fasilitas penyimpanan yang besar. karena sekarang penggunaan memory dan disk cukup rakus. bagian menarik dari perangkat ini adalah slot simcard kedua (nano) yang hybrid dengan memory card (MMC). menarik sekali, dia mampu membaca digunakan untuk simcard atau untuk memory card. cukup efektif ruang.

kelebihan dari HP ini adalah dengan harga yang murah, kita bisa mendapatkan spesifikasi HP di rentang harga 4 jutaan.

kelemahan dari HP ini adalah kamera-nya yang kurang tajam.

Ayah, Andrea Hirata

"ada luka tersisa, saat kuselesaikan membaca kata terakhir pada novel ini'


Andrea Hirata kembali hadir dalam kisah menarik dari sebuah kampung Belantik, di Belitong.  Ayah, sebuah novel fiksi setebal kurang lebih 412 halaman ini.

Andrea, kembali membawa kita ke dalam kisah sederhana sarat makna yang penuh dengan perjuangan yang tidak bisa dikatakan mudah bagi semua orang. Menceritakan tentang kisah seorang Sabari yang begitu terpukau pada Lena (Marlena) sebagai cinta pertama dan terakhirnya. Sabari yang menanggung duka begitu dalam karena begitu dibenci oleh orang yang dicintainya. Kesetiaan tanpa batas ditunjukkan Sabari dengan tidak mencintai orang lain selain si "purnama ke-dua belas".

Alur kisah menarik diceritakan dalam balutan dongeng yang relatif rumit dan baru dapat dimengerti setelah melalui 2/3 isi buku yang terdiri dari 67 bagian cerita.

Andrea kembali memberikan sentuhan magis-nya ke dalam potongan-potongan cerita yang seolah-olah tidak berhubungan antara satu dengan lain, namun luar biasa, dibagian akhir ia menyerahkan kesimpulan pengkisahan dan penilaian tentang karakter pada pembacanya. Menarik dan begitu melarutkan pembacanya dalam kisah hingga tak mau beranjak.

Takjub ke dalam pengkisahan yang dirangkai, membuat pembacanya tak henti-henti untuk terus penasaran dengan kisah apa yang akan selanjutnya terjadi. Kisah pedih yang dialami oleh Sabari yang harus terpisah dari anaknya (Amiru alias Zorro) mampu diselingi canda dan senyum kecil saat membayangkan keberadaan dua sahabat kocak (raskal) Sabari yaitu Ukun dan Tamat.

Sebuah novel yang memang layak untuk dinikmati, baik dengan secangkir kopi hitam ataupun teh hangat.